Friday 29 April 2011

ISSI Kalbar Gelar Balap Sepeda Berskala Internasional

ISSI Kalbar Gelar Balap Sepeda Berskala Internasional
Oleh Ubay KPI
Pengprov ISSI Kalbar akan menggelar kejuaran nasional balap sepeda senior yang berskala internasional.
Agenda Kejurnas Balap Sepeda tahun ini yang bekerja sama dengan Kabupaten Landak sebagai sponsor utama dan Bank Kalbar sebagai sponsor pendukung bertajuk “Kabupaten Landak – Bank Kalbar Bike Race 2011” nomor Individual Road Race 135 KM akan dihelat 30 April mendatang dengan rute Sungai Pinyuh – Ngabang.
Selain itu, pada tanggal 1 Mei juga akan dilaksanakan nomor creterium race yang pelaksanaannya akan dipusatkan di Ngabang.
Pimpinan Perlombaan, Erwin Anwar saat ditemui di Sekretariat ISSI Kalbar Sabtu dua hari lalu menjelaskan untuk Kejurnas kali ini khusus tingkat senior dan bukan hanya pembalap dari Indonesia saja yang akan ikut serta, namun beberapa pembalap dari luar negeri seperti dari Malaysia, Singapura, Belanda, dan Timnas Indonesia juga telah menyatakan keikutsertaannya.
“Saat ini sudah sekitar 154 peserta yang sudah menyerahkan namanya untuk ikut serta. Ia berasal dari 10 Pengprov ISSI, dan 10 klub termasuk yang dari luar negeri,” ujar Erwin.
“Seperti klub GMC dan CCC sudah memastikan ikut, sedangkan dari daerah seperti Bali, Jakarta, Bogor, Manado, bahkan Riau juga telah memasukkan nama-nama pembalapnya,” tambah Erwin.
Juga ditegaskan oleh Erwin Anwar, Kejuaraan Nasional Balap Sepeda Kabupaten Landak – Bank Kalbar ini murni agenda ISSI Kalbar yang sudah direkomendasikan oleh PB ISSI. Sedangkan Kabupaten Landak adalah sebagai sponsor utama dalam pendanaan ini, serta Bank Kalbar sebagai mitra ISSI Kalbar dalam sembilan tahun terakhir ini juga ikut mendukung.
“Kita melakukan ini untuk citra Kalimantan Barat ke depan, dan kenapa dilaksanakan di Kabupaten Landak karena selain memiliki rute yang pas, juga Landak sudah berkomitmen ingin menjadikan balap sepeda sebagai cabang olahraga unggulan sesuai dengan hasil Poprov lalu yang menyabet juara umum untuk cabang putri,” jelas Erwin.
 Nomor creterium yang akan dipertandingkan pada Kabupaten Landak – Bank Kalbar Bike Race 2011 nanti yakni certerium road open putra, creterium road open putri, creterium MTB open putra, creterium MTB master putra (40 Th+), dan  creterium MTB lokal putra.

Hindari Ancaman Konflik

Hindari Ancaman Konflik
Bangkitkan Nilai Empat Pilar di Tengah Masyarakat
Oleh Yulan Mirza/Ubay KPI
Mengimplementasikan agar terhindar ancaman konflik sekaligus memasyarakat empat pilar bangsa yaitu, Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika, Pemerintah Propinsi Kalbar menggelar acara sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara di lingkungan Organisasi Keagamaan, di Meranti Ball Room, Hotel Mercure, Minggu (24/4) malam.

Acara tersebut dibuka secara resmi dengan pemukulan gong oleh Wakil Ketua MPR RI, Lukman Hakim Saefuddin dan dihadiri oleh Staf Ahli Gubernur Kalbar, Bidang Hukum, dan Politik, Togi L Tobing yang mewakili Gubernur Kalbar, Cornelis dan 75 peserta Training Of Trainer (TOT) yang merupakan guru.
 
Dalam sambutan itu Gubernur Kalbar, Cornelis yang dibacakan Togi L Tobing mengatakan disadari akan luas wilayah serta sebaran penduduk tiap-tiap daerah berbeda-beda dan memiliki tingkat kesulitan masing-masing sehingga menjadi tantangan bersama dalam rangka membangun pemahaman dan pengertian tentang nilai-nilai yang terkandung dalam empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara tersebut.

Sosialisasi ini memilki peran dan posisi yang sangat strategis dalam tranformasi nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,”kata Gubernut Kalbar.
 
Provinsi Kalbar, lanjutnya memiliki wilayah berbatasan langsung dengan negara tetangga, Malaysia. Dengan kondisi masyarakat yang hetrogen dan berbeda, baik adat istiadat, budaya, dan agama, telah menciptakan kehidupan sosial masyarakat Kalbar yang multikultur, dan perbedaan ini menjadi kekayaan daerah serta sekaligus sebagai tantangan bersama.

Kita harus dapat mengantisipasi dan disikapi dengan arif dan bijaksana mengingat kuatnya pengaruh dan perubahan yang terjadi. Dan apabila tidak, pluralisme yang muncul sebagai konsekuensi dari multikulturalisme ini akan menjadi kekuatan. Tetapi juga dapat berubah sebaliknya. Sehingga dapat menjadi pemicu konflik-konflik kepentingan. Dan hal ini jelas sangat merugikan kita semua,” paparnya.

Pancasila, lanjut Cornelis, sebagai pemersatu dan menjadi dasar negara yang berdiri diatas ragam budaya, etnis, dan golongan, dan tersebar di seluruh wilayah nusantara, dan menjadi sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia.

Sementara Wakil Ketua MPR RI, Lukman Hakim Saefuddin menjelaskan Negara beberapa hari terakhir ini Negara ini kerap mendapat multidimensi. Baik itu dari dalam maupun luar. Dan hal itu juga dipengaruhi era globalisasi yang semakin kompleks dan dinamis.

“Masih segar di dalam ingatan kita mengenai permasalahan yang baru-baru ini terjadi. Seperti kasus terror bom maupun bom bunuh diri secara langsung maupun tidak langsung yang berdampak negative kepada seluruh sendi kehidupan terkait dengan stabilitas nasional di bidang social, politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan nasional,”jelas pria yang juga Ketua DPP PPP.

Apabila stabilitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara terganggu, lanjutnya, tentu saja pada akhirnya akan bermuara terancamnya keutuhan NKRI.

“Untuk itu perlu ada upaya langkah nyata untuk memperkokoh NKRI melalui pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai yang terkandung di dalam empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara ini,”terang Lukman.

Guru Merupakan Kelompok Strategis

Lukman Hakim Saifuddin
Guru Merupakan Kelompok Strategis
Sebarluaskan Nilai Empat Pilar ke Masyarakat
Oleh Yulan Mirza
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Lukman Hakim Saifuddin berharap pelatihan untuk pelatih (training of trainer/ TOT) tentang kehidupan berbangsa dan bernegara ini, MPR RI berharap kepada peserta yang mengikuti pelatihan selama empat hari secara intensif ini bisa menebarkan dan di komunikasikan secara masing-masing ke tengah masyarakat.

“Para peserta ini merupakan dari guru-guru PPKN, dosen, tokoh-tokoh organisasi masyarakat dari berbagai agama. Sehingga dalam kegiatan ini kita berharap tentang empat pilar berbangsa dan bernegara ini agar dapat lebih massif untuk disebarluaskan di masyarakat kita,”jelas Lukman.

Lukman menambahkan penanaman nilai itu dinilai sangat penting. Dikarenakan masyarakat kita makin terasing dengan nilai-nilai jatidiri bangsa. Jiwa gotong royong, bermusyawarah, solidaritas sosial, kini makin tercerabut dari kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Terorisme yang semakin marak, radikalisme, konflik horizontal di tengah masyarakat. Sepertinya kita kehilangan ruh nilai-nilai pancasila. Ruh yang memegang pada hakekatnya kepada Bhinneka Tunggal Ika. Maka dari itu, mari kita bangkitkan kembali nilai-nilai tersebut,”terangnya.

Program empat pilar ini yang dilangsungkan MPR RI, lanjutnya, akan berlangsung di seluruh provinsi se-Indonesia termasuk Kalbar. Kalbar sendiri merupakan provinsi ke sembilan dalam program pelaksanaan empat pilar ini.

“Dipilihnya Kalbar bukan memiliki spesifikasi tersendiri. Tetapi memang ini merupakan agenda yang sudah tersusun. Dan kami berharap seluruh provinsi dapat mengadakan kegiatan yang sama,”ujarnya.

Maka dari itu, kata Lukman, diperlukan institusionalisasi (pelembagaan) penanaman nilai-nilai Pancasila, kesadaran berkonstitusi (UUD), NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika pada diri setiap anak bangsa secara lebih sistematis, terstruktur, dan massif. Selain itu, pemahaman internalisasi terhadap nilai-nilai itu bagi warga Negara Indonesia untuk selamanya.

Sedangkan memilih guru di dalam pelatihan ini, Lukman menjelaskan bahwa guru sebagai profesi tenaga pengajar itu dari hari ke hari terus melakukan pengajaran kepada muridnya. Dan hal ini mendasar dan ternyata belum cukup dipahami dengan baik oleh masyarakat Indonesia khususnya dari kalangan pelajar.

“Pemilihan guru merupakan kelompok strategis. Dan kita harapkan guru itu mampu menyebarluaskan pemahaman nilai-nilai yang terkandung di dalam empat pilar ini,”ucapnya.

Pengurus Korpri Kalbar Dilantik

Penyerahan pataka kepada Ketua Korpri Kalbar,
M. Zeet Hamdy Assovie
Pengurus Korpri Kalbar Dilantik
Oleh Ubay KPI
Pengurus Korp Pegawai Negeri Republik Indonesia (KORPRI) Provinsi Kalbar periode 2010-2015 dilantik. Sebanyak 49 pengurus mendapat Surat Keputusan (SK) No.  Kep/04/Musprov.VII/XII/2010 tertanggal 02 Desember 2010.
Pelantikan diwakili oleh Wakil Kepala Korpri Pusat, Eko Sutrisni,  di Ball Room Hotel Kapuas Palace Pontianak, Selasa (26/4) sore kemarin.
Pada acara pelantikan dimulai pukul 15.00 kemarin,  dihadiri Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya, Ketua Korpri Kalbar demisioner periode 2005-2010, Syakirman, Ketua TP PKK Kalbar, Ny. Frederika Cornelis, Wakil Ketua TP PKK Kalbar, Ny. Karyanti Christiandy dan Ketua Dharma Wanita Kalbar, Ny. Ratna Yuniar M. Zeet.
Usai pelantikan, dilanjutkan dengan penyerahan petaka dari Ketua Demisioner kepada Korpri Pusat, selanjutnya petaka diserahkan kepada Ketua terpilih, M. Zeet Hamdy Assovie.
Wakil Ketua Korpri Pusat, Eko Sutrisno, kepada wartawan usai pelantikan mengatakan Korpri satu-satunya wadah yang memiliki tanggungjawab pembinaan kepada pegawai negeri. Maka Korpri memiliki posisi yang startegis untuk memberikan pelayanan. Itu menjadi komitmen Korpri,jelas Eko.
Mengenai jumlah pengurus yang melebihi pengurus Korpri Pusat, Eko mengharapkan Korpri Kalbar lebih solid dalam memberikan pelayanan. “Dengan pengurus yang besar ini saya optimis bisa mengakomodir semua unit yang ada di Kalbar dan lebih bersinergis,” ujarnya.
Ketua Korpri Kalbar terpilih periode 2010-2015, M. Zeet Hamdy Assovie saat diwawancarai mengatakan sesuai dengan arahan dari Wakil Gubernur Kalbar yang juga Penasehat Korpri Kalbar, yaitu Korpri Kalbar kedepan mampu memperjuangkan pegawai negeri supaya tidak ada ketimpangan,  memperjuangkan kesejahteraan pegawai negeri yang saat ini masih rendah, dan  memperjuangkan hak-hak pegawai pensiun.
“Sebelum ke sana Korpri akan melakukan hal yang lebih rasional. Akan melakukan konsolidasi ke dalam. Mengeksiskan Korpri kabupaten/kota,” ujarnya.
Kata M. Zeet Korpri Kalbar akan segera melakukan cek ke daerah-daerah yang belum terbentuk pengurus. Karena hal itu, menurutnya adalah tuntutan sesuai undang-undang. “Kita akan memulai dari hal yang kecil dulu, yang kecil kita rapikan seperti kesekretariatan, seragam pegawai yang saat ini masih belum sama warnanya, setelah itu baru ke yang lebih besar dan rasional,jelasnya.
Bahkan dikatakan M. Zeet, jangan sampai ada pegawai negeri tak hapal dengan lagu Korpri.

Radikalisme dan Terorisme Masalah Bersama


Wakil Ketua MPR RI, 
Lukman Hakim Syaifudin saat
Radikalisme dan Terorisme Masalah Bersama
Oleh Ubay KPI
Maraknya aksi terorisme serta berkembangnya radikalisme di Tanah Air yang terjadi belakangan terakhir bukan hanya menjadi masalah bagi aparat penegak hukum semata, melainkan merupakan masalah bersama bagi bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan NKRI.
“Meskipun terorisme gencar dilakukan di salah satu daerah di Indonesia, bukan berarti kita yang lepas dari ancaman tersebut harus lepas tangan. Ini adalah masalah kita semua sebagai rakyat Indonesia. Kalimantan Barat belum pernah terjadi hal serupa dan kita harapkan harus tetap kondusif,” ujar Wakil MPR RI, Lukman Hakim Syaifudin, di Kalbar, belum lama ini.
Menurutnya, demi menjaga keamanan maka hal itu merupakan tugas serta tanggung jawab bersama. Dan dilaksanakannya pelatihan tentang empat pilar berbangsa ini salah satunya adalah untuk membentengi masyarakat supaya tidak terjerumus pada jalan tersebut. Pemahaman dan kesadaran akan NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika adalah dasar dalam menciptakan kedamaian, apalagi Provinsi Kalbar sebagai daerah yang multi etnis.
“Bila kita paham dan mengetahui tentang empat pilar bangsa Indonesia tersebut, Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika, kita yakin negeri ini aman, sebab di dalamnya sudah dijelaskan dan akan menjadi penyadar bagi masyarakat,” kata Wakil Ketua MPR RI.


Kejurnas Balap Sepeda Landak-Bank Kalbar


Kejurnas Balap Sepeda Landak-Bank Kalbar
Pebalap Luar Kalbar Datang Hari Ini
Oleh Ubay KPI
Kejurnas balap sepeda bertaraf internasional bertajuk Kabupaten Landak – Bank Kalbar Bike Race 2011 yang dihelat dari Sungai Pinyuh sampai Ngabang, 31 April mendatang semakin matang dalam persiapannya.
Hal itu disampaikan Pimpinan Perlombaan, Erwin Anwar saat ditemui disela-sela finishing keperluan yang dibutuhkan saat perlombaan berlangsung nanti di Sekretariat Pengprov ISSI Kalbar, Rabu (28/4) sore.
“95 persen telah siap, hanya tinggal menunggu kehadiran peserta saja dan memasang atribut lomba disepanjang jalan yang akan digunakan balapan,” ujarnya.
Dikatakan juga, sejak kemarin sudah ada pebalap dari luar provinsi yang telah hadir di Pontianak seperti dari Surabaya berjumlah enam pembalap dan dari Manado berjumlah tiga orang sudah berada di Kota Pontianak sejak kemarin. “Peserta dari luar daerah yang akan mengikuti kejuaraan ini telah mengonfirmasi bahwa hari ini mereka akan datang. Seperti pebalap Pelatnas, Belanda, dan Thailand,” tuturnya.
“Untuk Malaysia masih belum konfirmasi ulang sebab ada kendala pemberangkatan, dan rombongan PB ISSI juga dijadwalkan akan hadir hari ini juga,” tambahanya.
Mengenai perizinan juga, panitia telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terutama masalah keamanan jalur balapan dengan pihak kepolisian. Baik Mapolda, Mapolresta, dan kepolisian di Kabupaten Pontianak serta Kabupaten Landak. “Pemandu jalan juga telah kami susun dengan menggunakan radio sebagai komunikasi,” ujarnya.
Akan menjadi kejuaran yang menegangkan pada kejuaraan kali ini. Pasalnya banyak pebalap tangguh yang ikut serta seperti M. Noor dan Herwin Jaya dari Surabaya, Rutin Sulu dan Ahmad Ramadani dari Manado, Lex Nedherlof dari Belanda, serta Prajack dari Thailand akan adu tajam mencapai finish terdepan.
Sedangkan dari Pelatnas, Tonton Sutanto juga akan menjadi pesaing dalam perebutan juara dengan total nilai 55 jura rupiah ini.
“Dari ISSI Kalbar kita menurunkan delapan pebalap, Singkawang, Sanggau, dan KKR juga mengirimkan pebalapnya. Serta beberapa pebalap dari tim yang ada di Kalbar,” ungkap Erwin.
Technical meeting Kejuaran Nasional Kabupaten Landak – Bank Kalbar dijadwalkan dilaksanakan di Hotel Merpati Pontianak, Kamis (29/4) malam nanti.

PLN Kalbar Bantu Perbaikan Jalan Adisucipto

Jalan di kampung halamanku
PLN Kalbar Bantu Perbaikan Jalan Adisucipto
Oleh Ubay KPI
PLN Wilayah Kalimantan Barat membantu melakukan perbaikan Jalan Adi Sucipto yang semakin parah tingkat kerusakannya melalui program Coorporate Social Reponsbility (CSR) sejauh 600 meter mulai dari perempatan lampu merah Adi Sucipto Tol Kapuas II.
Deputi Manager PLN Wilayah Kalimantan Barat, M. Doing kegiatan ini adalah bentuk dari kepedulian PLN terhadap lingkunggan sekitar dan akan dilakukan oleh karyawan PLN. “Jalan raya adalah salah satu fasilitas umum primer yang mutlak diperlukan oleh masyarakat, melihat masyarakat daerah Sungai Raya ini cukup tinggi yang tampak dari arus lalu lintas, maka perlu kondisi jalan yang baik,” ujarnya.
Dengan kondisi jalan yang berlubangn dalam beberapa bulan terakhir ini dikatakan oleh M. Doing timbul ketidaknyamanan bagi pengguna jalan, dan bahayanya lagi ialah rawan terjadinya kecelekaan.
Mengenai kegiatan yang dilakukan oleh PLN Wilayah Kalimantan Barat, salah satu warga yang berdomisili di Jalan Adisucipro, Fitri menyambut baik dengan langkah tersebut. Selain mengurusi masalah penerangan atau listrik, perlu perihatin juga dengan lingkungan sekitar. “Sangat baik yang dilakukan oleh PLN, namun jangan lupa juga masalah listrik jangan sampai terbengkalai sebab itu juga kebutuhan sehari-hari juga,” ujar Fitri.
Begitu juga dengan Ibrahim, warga Parit Baru Sungai Raya, kondisi jalan dari lampu merah memang banyak berlubang sejak jalan tersebut dilewati oleh kendaraan berbeban berat. Dalam kondisi tersebut sangat rawan sekali kecelakaan.
“Sebagai warga masyarakat Sungai Raya yang sehari-harinya melewati jalan ini kami menyambut baik  sekaligus mengucapkan terimakasih kepada PLN atas kegiatan sosial yang dilakukannya, semoga kepedulian  PLN ini dapat dicontoh oleh instansi lainnya karena masih banyak fasilitas umum lainnya yang juga  dalam kondisi yang memprihatinkan,” harap Ibrahim.
Program CSR PLN Wilayah Kalimantan Barat sepanjang tahun 2011 ini, dijelaskan M. Doing PLN lebih menekankan pada perbaikan lingkungan masyarakat, terutama lingkungan sekitar fasilitas kerja PLN. Hal ini menurutnya agar keberadaan PLN benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di sekitarnya.
“Tugas PLN bukan saja menyediakan dan mengamankan pasokan listrik kepada masyarakat saja, namun lebih pada azas manfaat, diharapkan di manapun PLN berada tentunya bisa memberi manfaat bagi kehidupan masyarakat. Sebab tanpa dukungan masyarakat PLN tidak akan berarti,” katanya.


Gubernur Buka Kejurnas Bank Kalbar Bike Race 2011

Gubernur Buka Kejurnas Bank Kalbar Bike Race 2011
Oleh Ubay KPI
Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis direncanakan akan membuka secara langsung kejuaran nasional bertaraf internasional balap sepeda bertajuk Kabupaten Landak – Bank Kalbar Bike Rice 2011 yang akan start dari Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak dan finish di depan kantor Bank Kalbar Kabupaten Landak, Sabtu (30/4) pagi ini.
Hal itu disampaikan oleh Pimpinan Perlombaan, Erwin Anwar kepada wartawan di Sekretariat ISSI Kalbar. Erwin Anwar juga menjelaskan, selain dalam rangka Kejurnas balap sepeda, kegiatan ini juga diharapkan mampu menunjang tahun kunjungan wisata serta meningkatkan prestasi dan reffresing bagi atlet balap sepeda Kalimantan Barat menjelang pelaksanaan Pra PON.
Kejurnas yang berhadiah total Rp55.200.000 ini dipastikan dihadiri oleh ketua PB ISSI, Phany Tanjung dan beberapa pengurus PB ISSI.
“Kita harap selain beberapa pengurus juga hadir, kegiatan ini berlancar lancar. Untuk persiapan kita sudah maksimal. Dan malam ini (tadi malam) kita akan melakukan tekhnikal meeting. Persiapan hanya tinggal yang masalah teknis saja. Mengenai jalur dan lokasi start serta finish sudah rampung,” ujar Erwin.
Selain nomor IRR 135 Km, Kejurnas juga akan melaksanakan nomor creterium yang akan dilaksanakan Minggu (31/4) pagi. Nomor creterium yang akan dipertandingkan yakni Criterium Open RR Putra, Criterium Open RR Putri, Criterium MTB Open Putra, Criterium MTB Master Putra (usia diatas 40 tahun) dan Criterium MTB Pemula Lokal Putra.
Erwin Anwar menambahkan, panitia dan Pengprov ISSI Kalbar menyampaikan maaf kepada masyarakat yang pagi kan bertujuan ke Kabupaten Landak. Sebab jalan masih akan digunakan untuk lomba hingga siang hari. Dan Erwin Anwar juga menegaskan, bahwa kejuaraan nasional Kabupaten Landak – Bank Kalbar adalah murni program Pengprov ISSI Kalbar dan tidak ada unsure politik di dalamnya, begitu juga Bank Kalbar sebagai sponsor setiap kegiatan ISSI dalam sembilan tahun terakhir.

Sunday 24 April 2011

Cinta Terlarang


Cinta Terlarang ( Oleh Jo )
Aku adalah setetes embun pagi bagimu Cinta, sebelum dia  datang di kehidupanmu. Kutemukan dirimu dengan hati yang terluka, karena orang-orang yang kau cintai tak pernah memberikan cinta tulus padamu. Dirimu korban keluarga broken home! Aku yang selalu sunyi dari cinta, merasa menemukan teman hidup yang senasib. Kita jalani hidup ini berdua dengan segala duka citanya.
Aku turut bahagia melihat wajahmu kembali berseri-seri, setelah sekian lama tak memantulkan cahaya keceriaan. Sepertinya, kau bahagia hidup bersamaku. Kedekatan kita terjalin mulus selama beberapa tahun.  Namun  belakangan ini, kau mulai terlihat berbeda dimataku Cinta. Kau lebih pendiam dan sensitive dari biasanya. Dan yang lebih mengejutkanku, kau semakin sering memberikan nasehat padaku tentang perbuatan dosa dan hari akhirat. Aku tak lagi menemukan keceriaan di wajahmu.  Seharusnya,  tak kubiarkan kau sendirian menggapai jalan-Nya. Seharusnya,  bersama-sama kita berusaha meraihnya.
Tapi, aku begitu arogan untuk ikut bersimpuh dan bersujud memohon ampunan-Nya. Apalagi saat cahaya cinta itu menghampirimu. Cahaya cinta yang selalu kau pinta dalam setiap doamu. Yang Kuasa mengabulkannya lewat dia. Dia yang kemudian mengisi hari-harimu. Aku bertambah marah. Itu berarti kau akan pergi dari hidupku. Pancaran cintanya menerangi kegelapan hatimu. Membuatmu semakin yakin untuk keluar dari penjara dosa yang telah sekian lama mengungkungmu saat bersamaku. Cintanya yang murni, membimbingmu kembali pulang. Pulang kepada cinta karena-Nya. Sang pemilik cinta itu sendiri. .
Sementara aku, memilih untuk terus mengikuti rasa cintaku yang hina ini tanpa rasa takut. Tepatnya, aku berusaha menghilangkan rasa takut dosa itu. Berusaha sekuatnya menutup telinga dari suara batinku yang terus terngiang-ngiang.  Bukankah cinta yang sedang kau jalani ini tidak benar dimata Tuhan? Namun aku tetap tak bergeming, kala mendengar teriakan hati nuraniku sendiri.
Suatu hari di malam minggu yang romantis. Aku mengintip dari celah-celah dinding kayu yang berlubang disamping pintu kamar kostku, yang terletak tak jauh dari ruang tamu kostmu. Sosok lelaki atletis dan berwajah tampan dengan bulu-bulu halus disekitar dagunya sedang tersenyum manis ke arahmu. Kedua pipimu yang putih memerah karena malu. Belum pernah aku melihatmu sebahagia ini sebelumnya. Wajahmu memancarkan sinar kegembiraan yang tiada tara.
Tak lama kemudian, kamu pergi keluar bersamanya. Menyaksikan itu semua, aku seperti terlempar ke sebuah negeri asing. Tercampak tanpa ada yang perduli dengan nasib diriku selanjutnya. Aku begitu membenci pria bertubuh tegap itu. Pria yang sangat smart dan santun,  yang sebentar lagi akan memisahkan diriku denganmu. Sejak pria itu mengisi hari-harimu, kau mulai terlihat berbeda dimataku. Seperti membuat jarak denganku. Aku merasa kau tak membutuhkan diriku lagi.
Dulu kita selalu berdua. Kemanapun kita pergi, selalu berdua. Tapi sekarang? Hati dan pikiranmu mulai disibukkan oleh pria itu. Pria yang berhasil membuatmu tersanjung setiap saat, karena selalu membawakan  coklat dan mawar merah yang merekah indah untukmu.  Ketika kau pulang dari kencan, aku memasang wajah tak senang. Meski aku tahu hatimu tengah begitu senang. Dan akupun tak tahan lagi.
 “Karena  itukah kau jatuh cinta padanya Cinta? Pasti dia begitu takut kehilanganmu. Tahukah kau kalau aku juga merasakan hal yang sama?”
“Apa maksudmu Jo?”
“Aku tak suka melihat hubungan kalian. Aku cemburu Cinta! Apalagi saat dia ingin secepatnya  menjadi pendamping hidupmu. Itu artinya kau akan melupakan aku. Kuharap, kau putuskan hubunganmu dengannya!” Cinta sudah menduganya, dan hanya menjawab dengan diam.
“Jawab aku Cinta!” ucapku lagi. Cinta tetap bungkam. Tak mampu menerima kenyataan,  aku mencoba mengiris urat nadiku. Aku tahu, tindakan ini mampu membuatmu menjadi sangat panik, saat aku berulangkali mencoba mengiris urat nadiku di depan matamu. Dan kau akan kembali mengulangi kata-kata yang sama, saat aku melakukan hal yang sama
"Bukankah salah satu bukti cinta, membiarkan orang yang dicintainya bahagia Jo? Tapi mengapa kau begitu egois? Membiarkanku terus bersimbah air mata menjalani hubungan yang hina ini," Cinta  sesenggukan. Tubuhku ia guncang dengan keras.  "Mengapa tetap kau lakukan tindakan konyol dan berbahaya ini Jo?!” tanya Cinta lagi dengan nada tinggi.
“Maafkan aku Cinta! Aku tak siap karena kau mulai membagi perhatianmu pada lelaki itu. Semakin lama kasih sayangmu hanya tertuju padanya. Seutuhnya kini hanya untuknya. Kau tak lagi menyisakan sedikit untukku. Aku ingin hidup bersamamu sampai tua, tanpa ada orang lain. Apakah salah?”
 “Tentu saja Jo. Perasaanmu padaku itu salah! kamu kan sudah berkeluarga?”
“Oh Cinta. Aku merasa tidak ada yang salah dengan perasaanku. Cintaku tak pernah salah Cinta! Sebab tulus keluar dari hatiku yang paling dalam.”
“Aku tak ingin membahasnya lagi Jo. Lebih baik aku  segera pindah dari kost ini!” Cinta pun segera masuk kekamarnya dan berkemas-kemas. Tak berapa lama, Cinta pun berlalu dari hadapanku. Tanpa memperdulikan diriku yang berteriak histeris. Aku melihat api kebencian di sudut matamu, saat memandangku sebelum berlalu.  Mungkinkah kau akan kembali lagi? Seperti yang pernah kau lakukan dulu. Kembali setelah kemarahanmu mereda. Tapi aku tak yakin kali ini.
Cinta didalam bis kopaja
Mengapa Jo sekarang semakin mengekang hidupku? Kecemburuannya bagaikan tak terkendali. Bagaikan kuda liar yang lepas dari kandangnya, Cinta mendesah pilu. Tetes airmatanya terus mengalir membasahi kedua pipi putihnya..
Memang, dulu Jo adalah orang yang mampu memberikan cinta yang tak pernah aku dapatkan dikeluargaku. Terutama dari kedua orang tuaku. Adapun keempat orang kakakku tak lagi perduli padaku, dan memilih jalan hidup masing-masing semenjak kedua orang tuaku bercerai. Haruskah aku terus terbuai dalam kasih sayang Jo yang sering tidak pada tempatnya? Meski dulu aku menikmatinya.
Selama ini Jo begitu menyayangiku, hingga ingin menguasai hidupku. Bahkan bisa dibilang cintanya Jo begitu terlalu padaku. Tapi masalahnya, Jo sudah memiliki istri dikota kelahirannya. Dan aku tak ingin lagi melanjutkan hubungan perselingkuhan ini. Tak hanya sekali aku mengingatkan Jo akan perbuatan tak pantas kami. Baik dimata manusia, apalagi dimata Tuhan.
Aku  tak ingin terlambat untuk bertobat. Sebelum ajal datang menjemput. Tapi mata hati Jo seolah-olah menolak kebenaran yang datang padanya.  Mungkin, inilah saatnya aku pergi dari hidup Jo untuk selama-lamanya. Agar kami bisa selamat dunia dan akhirat. Aku  tak boleh lagi menoleh kebelakang dengan alasan apapun. Dan bersiap-siap menatap masa depan yang diridhoi oleh Tuhan. Sebagai bukti betapa diriku kasihan pada Jo, bila kami tetap bersama. Yah, inilah keputusan terbaik untuk diriku dan Jo.
 Jo
Pagi ini aku bangun dari tidur dengan perasaan lesu. Aku  bangkit dari peraduan. Sinar matahari langsung menerangi kamarku begitu jendela kubuka. Tapi sinar itu tak mampu menerangi gelapnya kehidupanku. Aku   merasa hidupku bagaikan nyala  lilin yang sebentar lagi akan padam. Habis begitu saja dimakan usia. Akan sia-siakah  hidupku? Rasanya, hidup yang kini aku jalani tak ada tujuan. Aku  tersesat di rimba kehidupan ini, tanpa  pedoman arah yang pasti.
Enam  bulan sudah Cinta pergi dan tak kembali. Aku  tertatih-tatih menjalani hidupku seorang diri dalam kesunyian. Kutatap  isi kamarku dengan perasaan hampa, sembari  duduk merenung di depan jendela, teringat Cinta selalu duduk disini sambil membaca buku berlama-lama, saat main kekamarku. Kau memang kutu buku Cinta. Kau baru terusik bila aku memanggilmu "Hai Orang Amerika!" Sebab bila sedang asyik membaca, kau bagaikan orang asing. Lupa pada semuanya, termasuk diriku, desahku pilu.
Aku  hanya bisa merintih didalam hati. Membayangkan tak akan ada lagi kehangatan dikost ini. Tak akan kulihat lagi tawa Cinta, saat aku mencoba menghiburnya dengan segudang cerita humorku. Aku  menyalahkan takdir! Mengapa aku bisa mencintai orang yang salah? Yang kini tanpa merasa bersalah pergi meninggalkan kenangan manis itu. Kenangan dimana saling memperhatikan satu sama lain.  Akh, Cinta… Mungkin kenangan itu tak ingin kau ingat kembali. Kenangan manis bersamaku, yang tak pernah kau inginkan hadir dalam hidupmu.
Aku  mengeluarkan buku harian dari dalam tas ranselku. Buku bersampul biru yang selalu setia menemani hari-hariku selama tak ada Cinta.
Cinta… Kapan kita bersama lagi. Membahas fenomena yang selalu ada di sekitar kita. Tapi aku paling suka bila kau sedang membahas fenomena diriku. Walau nasehat dan masukanmu  tak selalu kuturuti. Namun kau terus melakukannya tanpa rasa bosan. Itulah yang kukagumi darimu.
Maafkanlah pria yang fenomenal ini. Sampai kapanpun, aku tetap membutuhkanmu. Tidakkah kau tahu? Dikala kesusahan mendera, kuingin kau ada dan menghiburku. Dikala kesenangan hadir, kuingin kau juga ada dan ikut merasakannya.
Kuingin  selalu berbagi denganmu. Kuharapkan selalu hadirmu Cinta. Tidak seperti bayangan. Yang hadir hanya pada saat terang benderang. Masih maukah kau menyertaiku? Tidak hanya dalam terang. Tapi juga dalam kegelapan hari-hariku. Kusangat butuhkan dirimu. Untuk berbagi kebahagiaan, kesenangan, pengalaman, dan berbagi dalam duka deritanya hidup. Hingga  menangis dan tertawa bersama.
Hampir seharian kutumpahkan isi hatiku dibuku bersampul biru milikku. Sebiru rindu dendamku pada Cinta. Lagu cinta terlarang the Virgin terus mengalun dari mp3 ku. Tapi tak jua mampu menghapus rasa kangenku pada Cinta. Pada suara halusnya, perhatian tulusnya, juga kemarahan-kemarahan Cinta yang penuh kasih sayang  padaku.
Hari mulai terang-terang laras saat aku menginjakkan kaki di depan gedung tua kantor pos Yogya. Mengenakan celana jins dan kemeja biru dengan lengan yang digulung sampai kesiku—tak lupa topi hitam menutupi rambut cepakku. Aku  berjalan kaki sendiri menyusuri jalan Malioboro. Hatiku Rasanya begitu hampa. Tembang para pengamen di sudut-sudut jalanan bergema. Orang-orang duduk bersila menikmati indahnya kota yang berhati nyaman ini. Tapi tak senyaman hatiku kini.
Kuputuskan untuk singgah di lesehan burung dara bakar kesukaan kami. Aku  tak bisa menghapus kenangan saat duduk dipojokan sambil bercerita apa saja sambil menunggu burung dara bakar tersaji. Setelah perut terisi, biasanya kami masuk ke Mall untuk sekedar mencuci mata. Tapi belakangan Cinta lebih sering mengajakku ke toko yang menjual buku dan kaset agama. Meski membosankan,  aku tetap setia menemani Cinta membuka-buka dan membaca buku di toko itu. Sampai akhirnya membawa buku itu kekasir dan membayarnya sebelum memutuskan untuk pulang. Kalau disuruh memilih, aku lebih betah melihat pameran di Gedung Kesenian Yogya.
Memandangi dengan takjub lukisan dari berbagai aliran. Juga menikmati indahnya hasil karya pegiat seni yang tak pernah berhenti berkreasi. Entah sudah berapa kali aku menyusuri tempat yang biasa aku dan Cinta kunjungi. Ke toko buku Gramedia, ke pantai Parangtritis, ke candi Prambanan. Bahkan sampai ke candi Boko. Tempat kami biasa melewati senja sambil memandang kota Yogya dari ketinggian. Senja yang benar-benar indah yang pernah  kulihat bersama Cinta. Tapi nihil! Bahkan bayangan Cinta pun tak kutemui.
 Aku  terus mencari sampai putus asa. Bagaikan mencari jarum ditumpukan jerami. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang karena kakiku telah penat berjalan seharian. Segera ku stop bis kopaja yang berhenti tepat didepan hidungku. Cinta…Aku percaya dia bisa membahagiakanmu. Biarkanlah aku berteman sepi dan derita. Aku hanya bisa berharap suatu saat nanti, aku bisa kembali mencintai istriku,  Meski dulu kami menikah tanpa cinta, karena perjodohan yang dipaksa.  Doakan aku Cinta. Aku ingin mengubah hidupku. Aku akan berusaha walau tak mudah menerima kepergianmu. Doaku  di dalam hati. Berusaha menghibur perihnya hati.
Tanpa terasa, bis kopaja sudah hampir sampai di tujuan. Setelah membelok ke pojok beteng kulon, “Kiri bang!” aku segera melompat turun. Sebelum kedua kakiku mendarat tepat diatas tanah, bis segera melaju dengan kecepatan tinggi.
 “Hati-hati Mas!” Samar-samar kudengar teriakan kenek bis kopaja, sebelum diriku terpental jatuh membentur aspal. Darah segar  mengucur deras. Akupun  merasakan semuanya gelap. Bersamaan dengan itu,
“Jooo!!!” Seseorang berteriak panik dari seberang jalan.  “Benturan keras dikepalanya mengakibatkan pasien mengalami pendarahan di otak. Tapi saya yakin mukjizat itu masih ada. Kita doakan saja dia segera sadar dari komanya. Anda saudara kandung korban?” tanya seorang lelaki muda berpakaian putih-putih.         
  “Saya teman dekat korban dok,” jawab Cinta cemas. Semoga bukanlah hari yang terlambat bagi Jovan untuk menyadari satu hal, bahwa saling mencintai diantara mereka adalah sebuah perasaan yang keliru, karena sesungguhnya mereka telah tersesat dalam cinta yang bukan dijalan Tuhan.
Cinta pun tak dapat menahan jatuhnya bulir air mata di kedua pipinya, ketika memandang banyaknya peralatan medis terpasang ditubuh Jovan. Diluar langit mendung. Semendung hati Cinta yang kini terus menangisi orang yang pernah ia cintai dan mencintainya.


Saat Terindah di Sisa Hidupku

Saat Terindah di Sisa Hidupku
Mungkin kehidupan ku tak seindah remaja-remaja lainnya. aku tak dapat bergerak bebas. Kondisi fisikku begitu lemah. Tiada hari tanpa obat. Mungkin itu semboyan yang berlaku untuk hidupku. Sejak SMP kondisi jantungku  mengalami penurunan drastis. Setelah melakukan serangkaian tes kesehatan ternyata aku di diagnosa mengalami kebocoran jantung. Hari-hariku pun terasa semakin kelam dan kelabu. Bagiku tak ada satu hal pun yang dapat membuat kutersenyum. Menyendiri, hanya itu yang aku lakukan setiap hari di sekolah. Aku pun tak mempunyai banyak teman. Karena aku rasa aku tak membutuhkan teman untuk sisa hidupku yang tak lama lagi ini. Sesekali aku mendengarkan percakapan teman-temanku yang sibuk membicarakan pacar atau seseorang yg mereka sukai. Sungguh enak menjadi mereka yang mempunyai banyak waktu untuk bersenang-senang. Sedangkan aku apa ?? setiap hari aku dihantui oleh bayang-bayang kematian. Umurku tidaklah lama lagi. Untuk apa aku mempunyai pacar, untuk apa aku menyayangi seseorang ? hatiku sungguh sudah terasa beku. Aku muak mendengar percakapan teman-temanku itu. Sebenarnya aku ingin seperti mereka. Tapi keadaan berkata lain. Akhirnya aku putuskan beranjak dari tempat itu, aku menuju kantin. Tapi tiba-tiba, sekelilingku terasa gelap, aku tak dapat melihat apa-apa. Apa ini Tuhan ?“Hai.. kamu udah sadar ?” sapa suara lembut..“Siapa kamu ? kenapa aku ada di sini ?” jawabku kaget.            “Kenalkan, aku Rezy. Tadi pas kamu mau ke kantin, kamu pingsan, aku kaget dan refleks langsung membawa kamu ke UKS.”            “Ouh, terima kasih.” Jawabku dingin sambil berusaha bangun dari tempat tidur. Tapi ternyata kondisiku masih sangat lemah dan aku hampir terjatuh lagi.            “Sama-sama, tapi siapa nama kamu ? lebih baik kamu istirahat dulu di sini. Jangan terlalu dipaksakan.”            “aku irine” jawabku singkat sambil kembali duduk di kasur.            “nama yang bagus.. oiya irine, aku ke kelas dulu yah.. kamu istirahat aja dulu disini. Ini nomer HP-ku. Kalau ada apa-apa kamu hubungin aja aku.” Ucap Rezy sambil memberikan secarik kertas pada irine.            “iya, terima kasih.”            Rezy  berjalan keluar UKS. Tanpa aku sadari, mata ku tak lepas memandangnya. Aku pun tersadar dari lamunanku akan rezy. Dia hanya merasa kasihan padaku makanya dia berbuat baik seperti itu padaku. Gumam ku dalam hati. Tak Lama kemudian bel berbunyi 3x pertanda waktu pulang. Aku bergegas kembali ke kelas untuk membereskan barang-barangku dan segera menuju tempat sopirku menjemput. Di dalam mobil aku mengingat-ingat semua kejadian hari ini. Dan tiba-tiba bayangan rezy hadir kembali. Dan aku teringat bahwa aku belum sempat mengucapkan terima kasih pada rezy atas pertolongannya hari ini. Ku ambil secarik kertas pemberian Rezy yang berisikan nomer HP-nya. Pesan singkat mulai kuketik..Rez, makasih  udah nolongin aku hari ini. *irine. segera ku kirimkan SMS itu pada rezy.Tidak ku sangka, rezy langsung meneleponku.            “halo, irine..”            “iya, ada pa rez?”            “gapapa, aku mau nelepon kamu aja, aku pikir kamu ga akan ngehubungin aku.”            “oh iya makasih ya udah nolongin aku. Dan maaf udah ngerepotin kamu.”            “iya rine sama-sama. Kamu ga ngerepotin aku sama sekali. Yaudah kalo gitu kamu banyak2 istirahat ya. Biar cepet sehat.”            “iya makasih.” Jawabku singkat sambil menutup telepon dari rezy.            Hari demi hari terus berlalu. Rezy semakin rutin mengirim SMS, menelepon dan berkunjung ke rumah ku. Lambat laun. Aku mulai merasakan ada yang aneh dengan hati ini. Hatiku yang selama ini terasa beku mulai mencair berkat kehadiran Rezy mengisi hari-hariku yang sudah tidak lama lagi. Yaa .. benar.. hari-hariku yang sudah tidak lama lagi. Oh Tuhan.. mengapa ini harus terjadi padaku ? aku masih ingin hidup lebih lama lagi Tuhan.. aku ingin bersama Rezy.. aku mohon Tuhaaan L             Suatu ketika Rezy mengajakku makan siang di café yang tak jauh dari sekolah kami. Sungguh senang hatiku saat itu. Untuk pertama kalinya aku merasa sangat senang. Tuhan tolong hentikan waktu saat ini. Karna ku tak ingin semua ini berlalu dengan cepat. Obrolan demi obrolan mengalir begitu saja diantara kami. Baru kali ini aku bisa selancar ini ngobrol dengan orang. Entah kenapa dadaku mulai sesak dan sangat sakit. Tapi aku tak menghiraukan itu. Sesaat kami terdiam. Kemudian Rezy memulai percakapan lagi. Tiba2 sekelilingku terasa gelap ?? lagi dan lagi aku tidak sadarkan diri. Kejadian seperti ini hampir terjadi padaku setiap hari. Sudah cukup lama aku tidak memeriksakan kondisiku. Akhirnya dengan paksaan mama, aku mau juga ke dokter. Dan alangkah terkejutnya aku ketika dokter mengatakan lubang di jantungku semakin besar dan umurku hanya tinggal menghitung bulan. 3 minggu lagi adalah hari ulang tahunku. Apa aku masih bisa merasakan ulang tahun ? apa aku masih bisa bersama mama, papa dan rezy ?            Hari demi hari trus brlalu dan kondisiku pun semakin melemah. Ditambah dengan pengakuan rezy yg menyatakan dia sedang jatuh cinta pada seorang gadis. Oh Tuhan. Tak bisakah aku habiskan sisa waktuku dengan kebahagiaan bersama rezy ? hruskah hdupku berakhir seperti ini ? Sudah beberapa hari ini rezy tidak menghubungiku. Hingga hari ulang tahunku pun tiba. Sebuah surprise party sederhana mamah dan papah siapkan untukku. Dengan menggunakan kursi roda, aku dibantu mamah dan papah menuju halaman rumah belakangku. Pikiranku melambung tinggi, aku sangat berharap rezy ada di sini ikut merayakan ulang tahunku yg mngkin akan jdi yg terakhir. Oh tidak, apa yg kupikirkan rezy pasti sedang bersenang-senang dengan gadis pujaannya. Tapi perasaan apa ini ? aku merasakan rezy ada di dekatku. “mah, itu siapa yg lagi jalan ke sini?” tanyaku pada mamah. “Masa kamu ga tau itu siapa?” Jawab mamah dengan nada iseng. “itu rezy ya mah? Iyah kan ma itu rezy ?” tanyaku tidak sabar. Aku menoleh ke arah mamah dan papah, mereka hanya tersenyum. Entah dari mana aku dapatkan kekuatan untuk berlari menghampiri rezy. Tapi tiba-tiba sekelilingku terasa mulai gelap, tapi aku paksakan menghampiri rezy yg berjalan perlahan ke arahku. Hingga akhirnya dia berada tepat dihadapanku. “Rezy” sapaku lemah dengan air mata mengalir. “selamat ulang tahun ya irine.” Ucap rezy sambil memeluk irine. “terima kaa…” belum sempat irine menyelesaikan perkataannya, namun ia telah tak sadarkan diri dipelukan rezy.. “rine.. irine.. kenapa kamu diam dan lemas sekali?” tak ada sahutan apapun dari irine. Ternyata irine tak sadarkan diri lagi. Rezy segera menggendong irine membawa masuk ke kamarnya bersama mamah dan papah irine. Irine tak sadarkan diri untuk waktu yg cukup lama. Saat itulah mamah dan papah irine menceritakan penyakit dan perasaan irine pada rezy. Air mata tak henti mengalir di pipi rezy. Perasaan bersalah pun menyelimutinya. Mengapa ia tak pernah sadar bahwa irine mengidap suatu penyakit yg serius ?…. Irine maafiin akuu.. aku mohon kamu banguuun” Ucap Rezy sambil terus memegang tangan irine dan air mata yg tak henti mengalir.            Tapi irine masih tak kunjung sadarkan diri.. mamah dan papah irine memutuskan untuk membawa irine ke rumah sakit dan irine langsung di rawat di ruang ICU. “om.. tante.. maafin aku udah bikin kondisi irine makin memburuk” ucap rezy lemas. “kamu ga salah ko rezy, sejak kenal dengan kamu.. irine jadi sering tertawa dan tersenyum.” Jawab mamah irine. “bu, irine sudah sadarkan diri dan boleh dijenguk.” Ucap dokter dari ruangan tempat irine di rawat. “Baik dokter, terimakasih” Tanpa pikir panjang, Rezy segera masuk ke ruangan irine. “Irineee.. kamu udah sadar?” sapa Rezy lembut. “Iyah rez, terimakasih ya kamu udah dteng k.ulang tahunku. Kehadatangan kamu merupakan kado terindah untukku. ” Jwab irine dengan suara parau yg sngat lemas. “iyah Irine…Irine maafkan aku, selama ini aku ga peka sama kondisi kamu, padahal kamu udah sering pingsan… kenapa kamu ga pernah cerita kondisi kamu ini ke aku rine??: tanya rezy dengan air mata yg mulai membanjiri pipinya. “Aku takut kamu ngejauhin aku karna penyakitku.” Kenapa kamu punya pemikiran kayak gitu rine ? aku ga akan seperti itu.. dan kalau aku tau kamu punya penyakit ini ? aku ga akan bikin kejutan kayak gini. maafkan aku beberapa hari ini aku bilang lagi suka sma cewe, beberapa hari ini aku ga ngehubungin kamu.. maafin aku irine…., sebenernya aku bohong.. aku sengaja bilang gitu ke kamu.. karena aku pengen ngasih kejutan ke kamu di hari ulang tahun kamu ini. Aku pengen nembak kamu hari ini irine…. Dari pertama aku ketemu sama kamu, aku udah sayang sama kamu…. “AKU CINTA KAMU IRINE” ucap rezy sambil memeluk Irine. “Terimakasih rez, tapi umurku udah ga lama lagi. Jadi semuany percuma.” Jawab irine sambil terisak. “aku ga peduli umur kamu udah ga lama lagi atau apalah itu, tapi aku mohon kamu jujur. Apa kamu juga sayang sama aku ?? jawab rine.” Paksa rezy. “Iya rez, dari awal aku ketemu kamu, aku juga udah sayang sama kamu.. tapii..” belum sempat irine menyelesaikan perkataannya rezy sudah memotong duluan “ kalu gitu kamu harus sembuh ya sayang, nanti aku akan ajak kamu ke tempat-tempat yg bagus” potong rezy menghibur irine. “makasih rezy” jawab irine singkat sambil kembali tiduran. “kamu banyak istirahat yah sayang, biar bisa cepet sembuh trus kita bisa..” “maafin aku Rezy.. aku cinta kamu dan cinta ini akan ku bawa sampai ku mati. Dan ini adalah saat terindah di sisa hidupku..” ucap irine dengan suara yg semakin pelan dan terpotong-potong. “iyah irine.. aku juga cinta sama kamu, aku sayang sama kamu, aku akan lindungin n jagain kamu terus.. makanya kamu cpet sembuh ya sayang..” ucap rezy tertunduk sambil menggenggam tangan irine. Tapi kali ini irine tidak menjawab perkataan rezy.. “Irine…irine… bangun irine.. aku mohoon irinee jangan tinggalin aku riiinn.. aku sayaaaang kamuuuu Iriiiiinee”.  

THE END

Setetes Air Mata Bunda

Setetes Air Mata Bunda
By: Ziah
“Go Ray…Go …….”teriakan para penonton membuat Ray memacu kencang motor KING kesayangannya.Ray benar- benar ingin memenangkan pertandingan untuk kali ini.Ray memang jagonya untuk urusan kebut- kebutan, buat Ray kegiatan ini bisa memacu adrenalinnya.Teriakan para penonton semakin antusias, apalagi ketika motor Ray hampir menyentuh finish, dan…”Yess….”teriak Ray saat roda motor Ray menyentuh garis finish.Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam, motor Ray melaju kencang menembus malam, Ray ingin cepat- cepat sampai di rumah. ”Assalamu’alaikum….” teriak Ray di pagar rumah mewah itu. Rumah besar itu ber cat putih, di halaman rumah yang luas itu banyak sekali bunga- bunga, tapi dari sekian banyak bunga di halaman rumah itu, ada satu bunga kesayangan Bunda, bunga melati, tanaman yang menjalar itu adalah bunga kesayangan Bunda.Bik Sumi langsung membukakan pintu pagar,”Mas Ray, koq baru pulang?Ibu nunggu Mas Ray dari tadi..”ujar Bik Sumi.Ray langsung menuju kamar Bunda, “Bunda….”Ray mencium tangan Bunda.”Dari  mana saja kamu Nak?Jangan bilang kalau kamu balapan liar lagi.”Ray mendesah nafas panjang, “Bunda udah makan?”Ray mencoba mengalihkan pertanyaan Bunda,”Bunda gak mau makan, kalo kamu belum makan sama Bunda”. Ray melihat mata Bunda, Ray paling senang melihat mata Bunda, mata Bunda adalah mata yang paling indah buat Ray, dan Bunda akan luluh hatinya, jika Ray menatap dalam mata Bunda.”Bunda lapar, ayo kita makan…”ujar Bunda.Ini bukan pertama kali untuk Ray menyuapi Bunda makan, Ray sudah sangat sering menyuapi Bunda makan, terutama sekitar 3 bulan ini. Bunda sedang sakit, Dokter memvonis Bunda menderita sakit radang paru- paru, dan kemungkinan untuk Bunda sembuh sangat tipis. Tapi Ray tidak pernah putus asa, Bunda sudah sering bolak- balik masuk rumah sakit, tapi karena Bunda tidak pernah betah di rumah sakit, jadi selama 3 Bulan ini di kamar Bunda sudah tersedia infus untuk mememani hari- hari Bunda.Satu hal yang gak ingin Ray lihat dari Bunda, Ray gak ingin melihat Bunda menangis. Saat Ray berusia 10 tahun, Ayah Ray menceraikan Bunda, dengan alasan tidak sanggup mengurus istri penyakitan, di tambah godaan dari sekretaris Ayah yang sering menelepon Ayah untuk urusan yang gak penting di luar urusan kantor. Sekarang hanya Ray yang dimiliki Bunda.Di rumah sebesar itu, tidak jarang Ray sering merasa kesepian. Makanya Ray mencari kesibukan di luar kuliahnya, Ray memang hobi balapan dari SMA, dan hobi itu berlanjut sampai sekarang.Buat Ray, Balapan bisa membuat adrenalinnya terpacu, apalagi Balapan bisa membuat Ray bisa sejenak melupakan masalahnya.Ray sangat benci dengan ayahnya, karena Ayah, Bunda sakit seperti ini, tapi motor pemberian Ayah adalah motor kesayangan Ray, “KING “ itu yang sering menemani Ray saat Ray sedang gundah, sedih, ataupun marah.Tanpa sepengetahuan Bunda, Ray sering mengintip Bunda di balik jendela kamar Bunda, Ray sering melihat Bunda menangis menyesali nasib dan sakit yang diderita Bunda.Ray ingin menghibur Bunda, tapi Ray tidak pernah bisa menghibur Bunda karena Bunda akan mengunci pintu kamarnya kalau ingin sendiri.Hari ini adalah hari ulang tahun Bunda yang ke -47 tahun, Ray sudah menyiapkan kejutan untuk Bunda.Pagi ini, Ray bangun lebih awal dari biasanya, dan khusus hari ini Ray lah yang menyiapkan sarapan untuk Bunda,pukul 6 pagi Ray sudah ada di dapur, Bi Sumi yang biasanya menyiapkan sarapan Bubur untuk Bunda, terkejut karena majikannya sudah ada di dapur, “Mas Ray lagi ngapain?”Tanya Bi Sumi, “Aku lagi buatin Bubur untuk Bunda, emang kenapa Bik?”Tanya Ray, “Sudah biar Bibik aja yang nyiapin seperti biasa, Mas Ray tenang aja…”ujar Bi Sumi. “Gak untuk hari ini dan selamanya Bik..Mulai hari ini Aku yang akan nyiapin bubur buat Bunda, aku juga yang nyiapin obat- obat untuk Bunda minum, Bibik tenang aja…Bibik bisa ngurus kerjaan bibik yang lain…”Ray langsung berlalu menuju kamar Bunda.“Bunda…………”Ray membangunkan Bunda, Bunda tampak terkejut melihat putra kesayangannya sudah ada di sampingnya.”Ray…tumben kamu bangun pagi- pagi, nak…biasanya Bik Sumi yang sering bangunin Bunda tiap pagi, mimpi apa ya Bunda semalam?”goda Bunda sambil mencubit hidung Ray.”selamat Ulang Tahun Bunda…., Maaf Ray Cuma bisa buatin bubur buat Bunda, maaf kalo keasinan ya Bun….”Tanpa terasa air mata Bunda menetes,”Bunda….jangan nangis lagi dong…Bunda kan udah dewasa, kata bunda yang menangis hanya anak kecil, sekarang koq malah Bunda yang sering nangis?”Tanya Ray.”Kali ini Bunda nangis karena bahagia koq nak…”jawab Bunda.”Emang nya Bunda bahagia?”Tanya Ray, “Bunda bahagia nak…Bunda bahagia punya anak seperti kamu, anak yang selalu perhatian sama Bunda…”ujar Bunda, mereka pun berpelukan erat,”Ray sayang sama Bunda, hari ini, besok, Selamanya…”air mata Ray menetes.Ibu dan anak itu kelihatan sangat bahagia, Bik Sumi terharu melihat kejadian itu.Hari ini Ray balapan lagi, Motor King itu terus melaju kencang, teriakan para penonton malah membuat Ray semakin bersemangat. Ray terus melaju kencang, dia seperti tidak perduli dengan lawan- lawannya yang lain, tanpa Ray sadari di depannya ada polisi tidur, Ray terus melaju, dan….Brakk Motor King itu terseret di aspal, “Akhhhhhh……”teriak Ray.Para penonton berhamburan di jalanan, Ray pun di bawa ke rumah sakit, darah mengucur deras di Lutut kirinya.Bunda yang mendengar kabar Ray kecelakaan langsung menuju ke rumah sakit tempat Ray dirawat.Bunda sudah ada di samping tempat tidur Ray, dengan duduk di kursi roda, Bunda membaca Alfatihah san surat- surat pendek untuk kesembuhan Ray, sesekali Bunda menghapus air mata yang menetes di pipinya.Ray sadar dari obat bius, “Bunda…….”panggil Ray dengan suara lemah, “Ray….Alhamdulillah akhirnya kamu  sadar juga nak…”air mata Bunda terus mengalir di pipi Bunda.”Bunda, jangan nangis lagi ya…Ray mohon…Ray gak apa- apa koq…Ray pasti sembuh dan jagain Bunda lagi, Ray janji….”Ray mengusap air mata Bunda.Akhirnya setelah seminggu di rumah sakit, Ray kembali ke rumah, tapi untuk sementara ini Ray tidak bisa mengendarai “KING”kesayangannya, kaki Ray harus di perban dan untuk sementara ini Ray harus memakai tongkat.Sekarang, Ray sudah jarang ke kamar Bunda, karena Ray harus banyak istirahat untuk pemulihan kakinya.Sekarang kondisinya terbalik, malah Bunda yang sering ada di kamar Ray, dan menyuapi Ray makan, Bunda melakukan itu di atas kursi rodanya.Sesekali Bunda mengusap- usap kepala anak kesayangannya itu, “Ray….kalau nanti Bunda gak ada, Bunda gak mau kamu kebut- kebutan di jalanan yang gak jelas itu, Bunda mau kamu mengurusi perusahaan kita, selama ini hanya Pak Danar asisten Ayah kamu yang menyelesaikan semua urusan kantor, semenjak Ayah kamu ninggalin kita kamu gak pernah ke kantor, harapan Bunda kamu bisa memimpin perusahaan milik kita, perusahaan itu memang milik keluarga Bunda, dan selama Bunda menikah dengan ayah kamu, ayah kamu yang mengurus semua kegiatan kantor,tapi setelah ayah kamu ninggalin Bunda, hanya  Pak Danar yang Bunda percaya mengurus perusahaan kita.Kamu harus janji sama Bunda, kalau Bunda udah gak ada Bunda mau Kamu yang mengurus perusahaan keluarga kita.”pinta Bunda pada Ray anak semata wayangnya itu.Kondisi Bunda semakin menurun, kata Dokter Bunda terlalu lelah selama seminggu ini, Ray tahu itu karena Bunda yang menjaganya saat Ray sakit dulu, dan selama Ray sakit Bunda kurang istirahat, Ray benar- benar merasa bersalah pada Bunda,”Bunda…Maafin Ray ya…gara- gara Ray sakit, Bunda harus menjaga Ray sampai Bunda kelelahan seperti ini, maafin Ray ya Bunda….”Tangis Ray pecah melihat Bunda tersenyum sambil menghela nafas panjang.”Ray…dulu kamu yang minta Bunda untuk tidak menangis, sekarang gantian, Bunda yang gak mau lihat kamu menangis…”Kata- kata Bunda semakin membuat air mata Ray mengalir deras, “anak laki- laki Bunda koq nangis sich….Ray kamu anak laki- laki Bunda satu-satunya, kamu bukan perempuan yang boleh menangis, sepanjang sejarah baru kamu Loh.. laki- laki yang menangis…”Bunda mencoba menghibur Ray, “Ray sayang sama Bunda…., Bunda jangan tinggalin Ray sendiri ya….”Ray menghapus air matanya.Pagi ini, Ray menuju ke kamar bunda. Ray mendengar suara batuk yang tak kunjung henti, Ray langsung menuju kamar Bunda, dengan kaki yang masih sakit dan memakai tongkat Ray sampai di kamar Bunda, Ray melihat darah di lantai kamar Bunda,”Bunda…….’’teriak Ray. Ray langsung memeluk Bunda, “Bik Sumi, cepat telepon dokter…..”teriak Ray dari kamar Bunda.Dokter yang sudah tiba langsung menuju ke kamar Bunda, dengan sigap Dokter memeriksa denyut jantung Bunda, tensi darah Bunda mencapai 180/70, sangat tinggi untuk ukuran normal, kata dokter ukuran normal iti berkisar antara 120 s/d 130, Bunda pun langsung dilarikan ke rumah sakit, sampai di rumah sakit Bunda di masukkan ke ruangan UGD.Ray langsung menelepon Ayahnya, Ray tahu untuk saat ini bukan saatnya untuk Ray berdebat dengan ayahnya, walaupun Ayah Ray sudah meninggalkan mereka, tapi Ray ingin Ayahnya bisa melihat kondisi Bunda, yang mungkin untuk terakhir kalinya.Sekarang Ayah Ray dan Ray sudah ada di samping Bunda, tiba- tiba HP ayah Ray berbunyi Istri Ayah menelepon, dan Ayah Ray pun pamit pada anak dan mantan istrinya itu, Ray hampir mencegah Ayahnya pergi, tapi tangan Bunda mencegah Ray,”Ray……..jangan tinggalin Bunda sendiri nak….”Pinta Bunda pada Ray.”Ray janji gak akan tinggalin Bunda, Ray akan jaga Bunda sampai sembuh, Ray janji….” ”Ray…Bunda capek…Bunda istirahat dulu ya Nak…Ingat pesan Bunda kamu gak boleh balapan liar lagi, Bunda gak mau kamu kenapa-napa Nak…”Saat Ray ingin menjawab pertanyaan Bunda, ternyata Bunda sudah tertidur.Ray terus ada di samping Bunda, Ray membaca surat- surat di Alqur’an untuk kesembuhan Bunda, Tiba- tiba Ray melihat garis lurus di Mesin Pemicu Jantung Bunda, Ray langsung memanggil Dokter, Dokter langsung mengambil tindakan, tapi ternyata Allah berkehendak lain.Saat Kain kafan menutupi wajah Bunda, Ray melihat wajah Bunda yang cantik.. sekali, tapi tunggu, Ray melihat air mata di pipi Bunda, Ray langsung mengusap air mata itu dengan tangan nya, “Ini adalah tangisan Bunda yang terakhir,”batin Ray.Tanah merah itu menjadi saksi betapa besar kasih Bunda pada anak kesayangannya itu.Ray berdiri di samping makam Ibunya,”Selamat jalan Bunda….Ray janji akan sayang sama Bunda selamanya…..”Kini yang tampak bukan lagi air mata Bunda, tapi air mata Ray, tapi Ray cepat- cepat mengusap air matanya dan pergi meninggalkan pemakaman itu”Suatu saat nanti, Ray akan temani Bunda lagi disana, Tunggu Ray Ya Bunda……”batin Ray. ˜ ˜
 

Buku Kecil

BUKU KECIL
Oleh Tresa Utami Hermis
Menyusuri jalan raya yang masih lembab karena hujan deras tadi sore. Dan fikiranku mulai menerawang, lebih khususnya untuk masalah Ibu. Pasti Ibu akan berkomentar tentang kepulanganku yang terlambat dari biasanya karena aku lama berteduh menunggu hujan reda. Di dalam hatiku, aku hanya bisa berharap ada terselip kata-kata ‘MAKLUM’ yang terlintas difikiran beliau malam ini, ketika melihatku tiba di rumah dengan keadaan basah kuyup diterpa hujan saat di perjalanan pulang. Kenapa aku berkata demikian? karena Ibuku tak akan menggubris atau pun menerima alasanku begitu saja, jawabannya seperti biasa Ibu akan mengatakan…
“Tidak ada alasan lain yang bisa kamu lontarkan saat terlambat pulang?”, begitulah ucapannya setiap aku menjelaskan kenapa aku bisa pulang terlambat dan tentu dengan wajah yang tak pernah kutemui tersenyum sedikitpun. Di situ sudah cukup bisa dipastikan Ibu tak pernah mau menerima alasanku.
Setelah serkitar 30 menit aku menyusuri jalan raya dengan berjalan kaki, akhirnya aku tiba di depan rumah. Dengan pelan aku membuka pagar teras rumah, agar aku tak terlalu berisik dan mengganggu ibu yang biasanya jam segini tengah mengerjakan jahitan pakaian pesanan para tetangga atau teman-temannya. Saat kubuka pintu yang kebetulan kuncinya selalu aku bawa setiap bekerja atau berpergian, aku melirik kearah kiri dimana tempat ibu biasa menjahit, namun tak ada sosok ibu di sana, yang tampak hanyalah mesin jahit yang terbungkus rapi dengan kain putih bercorak dan kacamata yang selalu setia menemani beliau saat bakerja. Mungkin ibu sudah tidur atau sedang beristirahat di kamar. Aku mulai berjalan ke arah dapur bermaksud mengambil segelas air putih di lemari es, tapi…… aku sedikit terkejut. Segelas teh, lauk pauk, nasi yang semuanya masih hangat dan 1 tablet obat anti flu tersusun rapi di atas meja. Ternyata ibu masih sempat menyiapkan semua ini untukku, padahal aku tau pekerjaannya sudah cukup menyita waktu, dan aku juga tak berharap segalanya dipersiapkan oleh Ibu.
 “Jangan dipandang saja makanannya, Dis” suara yang kucari-cari dari tadi akhirnya terdengar. Ibu keluar dari kamarnya.
“Terus jangan lupa dimakan obat anti flu-nya. Tapi kalau memang tidak mau dimakan ya tarserah kamu,” ucap Ibu lagi tanpa menoleh ke arahku dan sedang mencari sesuatu di laci masin jahitnya. Kemudian kembali masuk ke kamar. Hmm, kata-kata seperti tak perduli lagi yang kudengar kali ini.
“Iya Bu. Nanti gadis makan kok,” Jawabku lesu. Aku menarik nafas dalam-dalam seraya menikmati makanan yang disiapkan Ibu untukku. Tapi sedikit heran juga, tumben beliau tak bartanya alasanku pulang terlambat kali ini. Mungkin beliau sudah mengerti jika hujan aku tak bisa berjalan kaki dengan lancar agar datang ke rumah tepat waktu. Begitulah Ibu, dengan sifatnya yang tertutup pada siapa saja termasuk aku, anak kandungnya sendiri. Kami seperti orang asing yang hidup dalam satu rumah, itu dikarenakan minimnya komunikasi yang terjalin diantara kami. Bisa dikatakan Ibu berubah setelah ayahku tiada saat aku masih berusia 7 tahun. Ibu berubah menjadi seorang wanita tegas, keras, tangguh, tak pernah atau tak mengenal kata-kata mengeluh di hidupnya. Bahkan semua itu berlaku juga untukku, aku harus anti dengan sifat-sifat manja, karena menurutnya manja hanya dimliki oleh anak-anak yang lemah yang hanya bisa merengek tak ada gunanya. Apalagi, Ibu paling murka melihat aku mengeluarkan airmata, sekali pun itu hanya setetes. Yang ia inginkan adalah aku menjadi wanita yang mandiri, kuat dan tidak tergantung pada orang lain. Contohnya dulu saat kecil, aku pernah merengek agar Ibu mau membelikanku boneka. Tapi yang terjadi bukannya Ibu membelikanku boneka, melainkan  beliau memberiku sebuah celengan yang terbuat dari tanah liat barbentuk ayam berwarna merah, dan beliau barkata..
“Kalau kamu menginginkan boneka itu, dari sekarang mulailah untuk mengisi celengan ini setiap hari dari sisipan uang jajananmu,dan jangan pernah kamu merengek tak jelas seperti itu,” begitu katanya.
Otomatis, semenjak itu aku tak pernah sekalipun meminta ibu membelikanku sesuatu kecuali Ibu siap merogoh koceknya hanya untuk pendidikanku. Untung dalam soal ini beliau tak perhitungan karena beliau juga orang tua normal yang ingin anaknya berhasil dalam bidang akademik. Selain itu contoh lain yang pernah kualami bersama Ibu adalah saat aku mendapat tugas dari guru kesenian untuk menggambar, karena aku benar-benar tak bisa menggambar, aku bermaksud meminta bantuan Kak Tika, tetanggaku yang kebetulan mahir dalam menggambar. Awalnya aku mengira Ibu akan baik-baik saja dengan ideku ternyata malah sebaliknya. Ibu merebut buku gambarku kemudian memegang tanganku dengan erat dan sedikit sakit.
“Gunakan tanganmu sendiri, jangan pernah meminta bantuan orang lain selagi kamu bisa,” ujar Ibu tajam. Aku ingat betul, biarpun rasa sakit hati dan  takut  berkecamuk saat itu, namun aku tak mengeluarkan airmata sedikit pun karena aku tau Ibu tak akan suka jika itu terjadi.  bisa-bisa Ibu akan lebih mengamuk. Setelah itu aku malah berlari ke kamar kemudian bersembunyi di belakang pintu untuk menangis, menangis sejadi-jadinya, dengan tanpa suara agar tak didengar oleh Ibu. Kulampiaskan kesedihanku dengan airmata di balik pintu hingga beberapa menit.
Jadi, jangan salahkan aku jika akhirnya aku menjadi wanita yang sedikit tomboi, dan tak punya sesuatu yang menarik sebagai keturunan hawa yang terkenal dengan keayuan, kelembutan, dan kecantikannya, mungkin yang terlihat dari sosok GADIS ADYANINGSIH adalah kekakuan.
Setelah menyantap makanan di atas meja, aku langsung menyeret kakiku ke arah kamar. Ah… sepertinya aku akan tertidur lelap malam ini  lantaran seharian ini aku terlalu memorsirkan tenagaku di kantor. Sekaligus aku tengah sibuk-sibuknya mempersiapkan surat-surat untuk keberangkatanku Minggu depan ke LA, di sana aku melanjutkan kuliahku yang sempat terhenti tahun lalu akibat kurangnya biaya. Dengan santai aku membaringkan badanku di atas ranjang dan mulai memejamkan mata.

Hari ini lagi-lagi aku pulang terlambat lantaran malam ini aku pamitan ke kediaman keluarga besarku. Karena malam ini adalah malam terrakhir aku berada di Indonesia dan mungkin akan kembali 4 tahun kemudian. Dan berarti juga malam terakhir aku bersama dan menemani Ibu. Jujur, aku belum siap untuk meninggalkan beliau begitu saja, karena mungkin sebelumnya aku tak pernah jauh dari sosok Ibu sekali pun aku tak pernah dekat secara emosional padanya.
“Gadis pulang, Bu” ucapku menoleh ke arah sofa ruang tamu. Ternyata Ibu sedang duduk dan ditemani buku sejenis novel yang sedikit telah usang. Sedikit senang, mungkin Ibu sengaja menungguku dan mengajak mengobrol untuk terakhir kalinya malam ini. Ibu menatapku sekilas kemudian beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju ruang tengah.
“Bi Tuti lagi sakit. Jadi dia tidak bisa cuci pakaian hari ini,” ujarnya sembari masuk kamar dan menutup pintu, aku baru ingat tadi pagi aku minta tolong pada Ibu untuk menyuruh Bi’ Tuti mencuci pakaianku. Oh, ternyata aku keliru kali ini, Ibu tak akan pernah bisa menjadi yang aku inginkan. Tak disadari setetes airmataku terjatuh, ini benar-benar membuatku ingin berteriak dan membanting semuanya yang ada di sekitarku, namun aku tak berdaya untuk itu. Semuanya sudah terlanjur tercipta seperti ini, Ibu benar-benar membuatku kecewa kali ini, apa Ibu tak ingin menghabiskan malamnya bersamaku malam ini? Apa sebenarnya yang ada difikirannya saat ini?. Tanya besar dalam benakku.
“Oh Tuhan, kenapa begitu sakit rasanya hati ini melihat Ibu seperti itu. Beliau Ibuku, yang seharusnya selalu memberi ketenangan dan kenyamanan padaku. Tapi malah banyak memberi keperihan yang mendalam,” rintihku pada Tuhan mempertanyakan kejanggalan.
Pasrah aku berjalan menuju dapur. Pandanganku langsung tertuju pada sesuatu di atas meja, aku mendekat, ternyata sepiring nasi uduk kesukaanku tersedia di sana. ”Ibuuuuuuu” spontan kupanggil Ibu dan refleks aku menoleh ke arah kamar Ibu. Tapi, yang kudapati hanya pintu yang tertutup rapat dan lampu yang sudah tak menyala. Niatku hanya ingin mengucapkan terima kasih sudah menyiapkan makanan kesukaanku, karena hal seperti ini jarang terjadi. Senang rasanya melihat ada sedikit respon dari Ibu kali ini. Dengan cepat Aku menyantap nasi uduk buatan Ibu yang kebetulan Aku juga tengah lapar. Paling tidak mengumpulkan tenaga untuk mencuci pakaian setelah ini fikirku.
Akhirnya selesai dan sekarang saatnya aku menuju kamar mengganti pakaian dan siap untuk mencuci. Aku berjalan ke arah  kamar, tarik nafas dalam-dalam sebelum malihat isi kamarku yang berantakan. Tapi, sepertinya tidak. Kamarku tak berantakan, pakaian sudah tersusun rapi di atas ranjang, seprai juga sudah diganti dengan seprai baru. Lagi-lagi aku menoleh ke arah kamar Beliau. Kenapa tak ada inisiatif untuk bersama malam ini? kenapa harus dengan cara seperti ini tanpa ada kecakapan yang terlontar?. Aku kembali memandang kamarku, semangatku semakin menurun presentasenya. Namun.. lagi-lagi ada sesuatu yang membuat pandanganku lekat, di pojok ranjangku terdapat sebuah kotak kecil berwarna hitam. Dengan perlahan aku meraihnya, tentu dengan perasaan yang cukup penasaran. Aku mulai membuka kotak tersebut, sungguh amat tidak kusangka apa yang kulihat dari isi kotak itu. Sebuah kalung emas yang biasa dikenakan Ibu di saat momen-momen tertentu, dan sebuah buku kecil berwarna merah yang sedikit usang. Apa ini? Hatiku mulai tak tenang.
Aku mulai membuka halaman pertama buku itu. Di sana tertulis. “Untuk anakku Gadis”. Aku mulai membaca. Ternyata semuanya dari Ibu, rasa penasaranku kini mencapai puncaknya.
“Ibu tahu pasti ada rasa kecewa di hatimu saat ini. Saat kau membaca surat ini Ibu harap kau sudah mengerti kenapa Ibu hanya bisa melakukan ini. Ibu takut Ibu tak mampu mengendalikan perasaan Ibu sendiri, Ibu takut akan terlihat lemah di depanmu”.
Kali ini perasaanku berubah menjadi rasa kesal dan airmataku sontak tertumpah. Sekarang aku mulai punya gambaran tersendiri tentang Ibu, Ibuku ternyata sama seperti ibu-ibu yang lain yang juga memiliki perasaan halus jauh di lubuk hatinya. Beliau hanya tak ingin terlihat lemah di depanku.
“Ibu berharap kamu menjadi anak yang selalu Ibu banggakan sampai kapan pun. Dan kalung emas itu untukmu, mungkin kau bisa gunakan jika perlu. Jaga dirimu baik-baik. Maafkan Ibu telah membuat hari-harimu penuh dengan kekosongan, Ibu menyayangimu, nak. Sampai kapan pun…”.
Membaca rentetan kata yang tersusun di lembaran buku itu yang murni Ibu tulis sebagai ungkapan hatinya, airmataku benar-benar tak bisa kutahan, aku menangis sejadi-jadinya. Ingin rasanya mengetuk pintu kamar Ibu kemudian memeluknya seerat mungkin. Namun, aku sadar tidak mungkin aku menampakkan mata sembabku pada Ibu. Beliau tetap tidak akan suka.
Semalaman aku tak bisa tidur sedikit pun, bayangan Ibu tak bisa lepas dari ingatanku. Buku kecil berwarna hitam itu menjadi pilihan Ibu untuk menyampaikan segala isi hatinya untukku yang terakhir kalinya, dibanding harus diutarakan langsung kepadaku karena itu bisa saja membuat ibu menjadi down. Dan setelah ini aku akan hidup sendiri tanpa Ibu di sisiku, dihadang masalah, cuaca, tanpa ibu. Aku benar-benar sendiri.

Hari Ini aku siap untuk menuju bandara. Dengan setelan baju berwarna merah jambu andalannya, ibu tampak sangat cantik. Dan sepanjang jalan Ibu tak sedikit pun melepaskan genggaman tangannya dari tanganku, walau dengan kondisi seperti ini tak terlihat ada perpisahan baginya, di wajahnya hanya tampak rasa tak ingin melewati detik-detik terakhir bersamaku, itu sangat terasa dari genggaman hangat tangannya yang erat. Sekarang aku baru menyadari aku termasuk orang yang beruntung memiliki Ibu seperti beliau, wanita tangguh, itu julukan yang pantas untuk seorang Ibu seperti beliau.
Sekaranglah detik terakhir kebersamaan kami. Ibu memelukku erat seraya mengusap bahuku dengan lembut, ia tersenyum kecil lantas mengecup keningku. Sejuk melihat senyum itu, senyum pertama yang telah lama hilang berbelas-belas tahun lamanya.
“Hati-hati, Nak” ucap Ibu sedikit berbisik. Sekaligus ucapan manis terakhir untukku.
“Gadis pasti rindu Ibu,” ucapku mencoba membendung tangis dan berusaha tersenyum. Ibu mengangguk kemudian melepaskan genggamannya. Karena pesawat akan segara take off. Di jendela pandanganku tak berpaling dari sosok Ibu yang melambaikan tangannya, dan pasti di lubuk hatinya berharap aku akan pulang dengan segera dan kembali menemaninya. Airmataku tertumpah sudah sekarang. Dan kini di tanganku terpegang erat buku kecil kepunyaan Ibu yang berisikan curahan hati dan pesan terakhirnya untukku. Juga akan menjadi satu-satunya kenangan dari beliau. Love you, Mom.

Penulis: Mahasiswa Jurusan Sejarah STKIP-PGRI Pontianak